Selasa, 06 Januari 2015

Filsafat Antropologi

Antropologi merupakan filsafat yang membahas tentang manusia yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Dengan, demikian antropologi merupakan hal yang mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia. Dapat dilihat dari perkembangan pada masa saat ini, yang merupakan salah satu dari fenomena- fenomena yang terjadi ditengah- tengah masyarakat sekarang ini.
Antropologi terbagi menjadi dua yaitu :
1.      Antropologi Fisik
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis (spesies). Contoh : Para antropologi umumnya memiliki anggapan bahwa nenek moyang manusia adalah sejenis kera dan monyet, karena memiliki kemiripan-kemiripan tertentu.
a.       Paleoantropologi
Merupakan ilmu tentang asal-usul atau soal terjadinya evolusi makhluk hidup manusia dengan mempergunakan bahan penelitian melalui sisa-sisa tubuh yang telah membatu, atau fosil-fosil manusia dari zaman ke zaman yang tersimpan dalam lapisan bumi dan didapat dengan berbagai penggalian.
b.      Antropologi Biologis
Merupakan bagian ilmu antropolgi yang mempelajari suatu pengertian tenteng sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia jika dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, baik lahir (fenotipik), seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi badan dan bentuk tubuh maupun sifat bagian dalam (genotipik), seperti golongan darah dan sebagainya. Manusia dimuka bumi ini terdapat beberapa golongan berdasarkan persamaan mengenai beberapa ciri tubuh. Pengelompokkan seperti itu dalam ilmu antropologi disebut ras
2.      Antropologi Budaya
Antropologi Budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Haviland (1999:12) caban antropologi budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni antropologi prehistori, etnolinguistik, dan etnologi.
a.       Antropologi prehistori
Merupakan ilmu tentang perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia sejak sebelum manusia mengenal tulisan atau huruf.
b.      Etnolinguistik atau Antropologi Linguistik
Suatu ilmu yang berkaitan dengan ilmu antropologi dengan berbagai metode analisis kebudayaan yang berupa daftar kata-kata, pelukisan tentang ciri dan tata bahasa dari beratus-ratus bahasa suku bangsa yang tersebar di berbagai tempat di muka bumi ini. Dari bahan ini telah berkembang ke berbagai macam metode analisis kebudayaan, serta berbagai metode untuk menganalisis dan mencatat bahasa-bahasa yang tidak mengenal tulisan. Semua bahan dan metode tersebut sekarang telah terolah, juga ilmu linguistic umum. Walaupun demikian, ilmu etnolinguistik di berbagai pusat ilmiah di dunia masih tetap berkaitan erat dengan ilmu antropologi, bahkan merupakan bagian dari ilmu antropologi.
c.          Etnologi
Merupakan bagian ilmu antropologi tentang asas-asas manusia, mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari bangsa-bangsa tertentu yang tersebar di muka bumi pada masa sekarang.
Pendapat Filsuf tentang Manusia
1.      Pytagoras
Pytagoras mengajarkan keabadian jiwa mansuia dan perpindahannya ke dalam jasad hewan apabila manusia telah mati, dan jiwa hewan itu mati akan berpindah lagi ke jasad lainnya, demikian seterusnya.
2.      Demokritus (460-370 SM)
Demokritus mengajarkan bahwa manusia adalah materi. Jiwapun adalah materi yang terdiri atas atom-atom.
3.      Plato (428-348)
Plato mengajarkan bahwa manusia terdiri atas tubuh dan jiwa. Tubuh adalah musuh jiwa. Tubuh penuh dengan berbagai kejahatan. Jiwa berada dalam tubuh yang demikian itu, sehingga tubuh merupakan penjara bagi jiwa.
4.      Aritoteles (384-322)
Aritoteles menyatakan bahwa manusia meruakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Tubuh dan jiwa hanya merupakan dua segi dari manusia yang satu. Pada saat manusia mati, baik tubuh maupun jiwa, mati.
5.      Descartes (1596-1650)
Descartes menegaskan bahwa tubuh dan jiwa adalah dua hal yang sangat berbeda dan harus dipisahkan. Tubuh adalah suatu mesin yang terdiri dari bagian-bagian yang kompleks. Dan jiwa adalah sesuatu yang tidak berbagi, tidak terbatasi oleh ruang dan waktu. Jiwa ditandai oleh berfikir.
6.      George Berkeley (1685-1753)
Ia berpendapat bahwa jiwa manusia adalah pusat segala realitas yang tampak. Ia menolak materi, ia seorang spiritualis.
7.      Feuerbach
     Kata dia, dibalik alam tidak ada Allah. Di balik tubuh tidak ada jiwa. Ia bukan materialisme tapi organisme.


Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar