Thales memandang semua kehidupan berasal dari air, bahkan
air sendiri pun berasal dari air. Menurut Thales, air merupakan causa prima
dari segala yang ada yang jadi tetapi juga akhir dari segala yang ada dan yang
jadi. Air merupakan substrat (bingkai) dan substansi (isi). Sehingga, tak ada
jurang pemisah antara hidup dan mati, semuanya satu. Akan tetapi, pandangan
Thales berbeda dengan muridnya yang bernama Anaximandros. Beliau memandang
segala sesuatu itu bukan berasal dari air, akan tetapi dari to aperon.
Maksudnya to aperon adalah yang tak terbatas, sesuatu yang tak terhingga.
Aperion, menurut Anaximandros, tidak dapat dirupakan, tidak ada persamaannya dengan
suatu barang yang terlihat di dunia ini, karena yang terlihat tesebut, segala
sesuatu dapat ditentukan rupanya dengan pancaindera manusia yaitu suatu barang
yang mempunyai akhir yang berhingga. Berbeda lagi dengan panangan murid
Anaximandos, yaitu Anaximenes. Beliau berpendapat bahwa yang asal tersebut satu
dari yang ada dan yang tampak. Barang yang asal itu ialah udara. Udara itulah
yang satu dan tidak berharga (Atang Abdul Hakim dan Beni ahmad Saebani, 2008 :
155).
Dari uraian
di atas, terlihat jelas bahwa benar dan salah adalah sesuatu yang berbeda,
tergantung dari sudut mana kita memandang.
1.
Berpikir Benar
-
Berpikir Positif
Berpikir positif erat
kaitannya dengan berpikir benar. Kedua-duanya penting bagi kehidupan. Pikiran
positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat kepribadian atau
karakter. Ini juga berarti bahwa kita bisa menjadi pribadi yang lebih matang,
lebih berani menghadapi tantangan, dan melakukan hal-hal yang hebat. Pikiran
positif tak akan membuat kita berhenti karena keterbatasan atau kelemahan kita,
namun pikiran positif justru akan membuat kita mencari kekuatan kita hari demi
hari.
Jadi, kita tak perlu
ragu-ragu akan kemampuan kita. Kita harus percaya pada kemampuan kita. Harga
diri yang kita miliki seharusnya bisa membuat kita kuat dan terus bersikap
positif. Kita juga seharusnya tak pantas untuk menjadikan ‘membuat alasan’
sebagai kebiasaan kita. Sikap seperti ini tak akan bisa membuat kita menjadi
pemenang dalam kehidupan ini. Sikap seperti inilah yang akan membunuh ambisi,
melemahkan kemauan, dan membahayakan diri kita sendiri. Orang-orang yang terus
menerus dikelilingi oleh ketakutan tak tahu betapa banyaknya pikiran-pikiran
negatif yang mempengaruhi mereka tiap harinya. Mereka membatasi diri mereka
sendiri dengan sugesti bahwa keterbatasan mereka menghalangi mereka untuk
sukses, dan mereka juga percaya bahwa diri mereka tidak berharga. Mereka tidak
berpikir bagaimana caranya agar sukses, tapi mereka justru berpikir bagaimana
mereka bisa gagal.
Pascal pernah mengutarakan kalimat-kalimat bijak,
yang kira-kira bunyinya seperti ini:
“Pikiran positif datang dari kepercayaan, pikiran negatif datang dari keragu-raguan; rasa takut yang benar adalah rasa takut yang digabungkan dengan harapan, karena itu lahir dari kepercayaan, serta kita berharap pada Tuhan yang kita yakini; sementara rasa takut yang salah digabungkan dengan keputusasaan, karena kita takut pada Tuhan; beberapa orang takut kehilangan-Nya, sementara yang lain takut mencarinya.”
“Pikiran positif datang dari kepercayaan, pikiran negatif datang dari keragu-raguan; rasa takut yang benar adalah rasa takut yang digabungkan dengan harapan, karena itu lahir dari kepercayaan, serta kita berharap pada Tuhan yang kita yakini; sementara rasa takut yang salah digabungkan dengan keputusasaan, karena kita takut pada Tuhan; beberapa orang takut kehilangan-Nya, sementara yang lain takut mencarinya.”
Dalam membangun kebiasaan
berpikir positif dengan hanya melihat yang terbaik dalam diri Anda dan orang
lain, percaya bahwa Anda mampu melakukan hal-hal besar perlu ditekankan bahwa
pikiran kita memang suatu hal yang akan menentukan keberhasilan kita. Apa yang
Anda lakukan kemarin menentukan diri Anda hari ini, dan apa yang Anda lakukan
hari ini akan menentukan jadi apa Anda besok.
Sidney Smith pernah berkata: “Jika kita
mengibaratkan profesi dalam hidup sebagai lubang di sebuah meja, ada yang
bundar, kotak, dan bujur sangkar; dan manusia sebagai potongan kayu yang
bentuknya sesuai lubang tersebut, maka pada umumnya kita menemukan bahwa
orang-orang yang berbentuk segitiga masuk ke dalam lubang yang kotak, yang
bujur sangkar masuk ke lubang segitiga, sementara yang kotak memaksa diri untuk
masuk ke lubang yang bundar.”
-
Berpikir Benar
MARCUS AURELIUS,
seorang Kaisar Romawi mengatakan, “Hidup kita dibentuk oleh pikiran kita”. Dan
Rasulullah SAW pernah menasehati kita umatnya dalam sebuah sabda beliau :
”Barangsiapa yang rela maka baginya kerelaan, dan barangsiapa yang benci maka
baginya kebencian”. Memang demikanlah adakalanya seseorang menerima ujian dan
cobaan-Nya dengan dada sempit dan jiwa penuh kemurungan ia merasakan deritanya
yang bertindih-tindih dan adapula seorang yang berlapang hati menghadapi
kesulitan di hadapan langkah kakinya.
Dan akhirnya, marilah
kita mencoba untuk selalu berfikir benar, memperbaharui akal dan pandangan
dengan Islam yang jauh dari kesempitan, dan insya Allah akan kita jumpai sangat
banyak perubahan dalam diri kita. Pergeseran terbaik dan kemajuan-kemajuan
terindah yang ada kalanya kita sendiri sulit untuk mempercayainya. Tapi ini
adalah jalan yang pasti dan tak akan ada sedikitpun kerugian di dalamnya
-
Pendidikan Berpikir Salah
Salah satu cara ‘salah’
yang sebaiknya kita pikirkan adalah dengan memasukkan unsur pendidikan kreatif
dalam kesetaraan dengan pendidikan moral dan etika di sekolah. Pendidikan moral
berupaya membentuk prinsip benar atau salah, memaknai kebaikan atau keburukan.
Tanpa pengaruh kreativitas maka moralitas kehilangan esensinya, karena kita
hanya memaknai moralitas sebagai tatanan yang harus diikuti, tidak membuka
skenario ‘bagaimana jika moralitas itu salah’ yang justru dapat mengungkap
nilai sesungguhnya dari tatanan moral itu. Tanpa kreativitas maka tidak ada
improvisasi tatanan moral, sehingga manusia bentuknya seperti robot yang kaku
pada aturan, sehingga kehilangan kemampuan memaknai nilai di balik aturan itu.
-
Upaya Berpikir Baik dan Benar
a. Harus
berpikir secara kritis, hal ini dilakukan agar apabila ada sesuatu keterangan
yang tidak atau belum pasti hendaknya jangan dipercaya begitu saja.
Sebelum bertindak sebaiknya harus berpikir lebih dahulu untuk beberapa saat (konsentrasi).
Sebelum bertindak sebaiknya harus berpikir lebih dahulu untuk beberapa saat (konsentrasi).
b. Pandangan
harus lebih luas daripada pikiran kita sendiri, sehingga harus waspada terhadap
prasangka-prasangka sendiri.
c. Jangan menganggap benar apa yang kita sukai
dan menolak apa yang kita benci.
d. Berpikir
dua kali dan jangan gegabah mengambil keputusan atau mengemukakan pendapat
seakan-akan kebenaran mutlak/terlalu berani tanpa perhitungan.
e. Bersikap
terbuka, mungkin pendapat kita dibenarkan/dikoreksi atau ditinggalkan sama
sekali atas dasar informasi yang benar.
f. Berpikir
dalam jangka panjang dan berpandangan luas.
Kita harus bersikap kritis terhadap apa yang dikemukakan oleh orang lain, untuk check and recheck juga terhadap pendapat sendiri.
Kita harus bersikap kritis terhadap apa yang dikemukakan oleh orang lain, untuk check and recheck juga terhadap pendapat sendiri.
g. Bsikap
optimis, mencari segi-segi positif dalam segala hal dan berdiskusi juga dalam
hal berpikir, serta bersikap simpatik terhadap orang lain.
h. Bertaqwa,
karena taqwa itu sendiri adalah merupakan sumber kejujuran. Dengan bertaqwa
tentunya akan diikuti oleh kewibawaan.
i.
Jujur, orang banyak belajar dari
kesalahannya sendiri, asal disadari dan diakuinya.
Harus belajar terus-menerus
Harus belajar terus-menerus
j.
Bekerja dengan hatinurani yang tulus dan
berpikir secara teratur dan berencana, agar mampu tampil secara profesional.
-
Muara Berpikir Salah
Berpikir salah bukan
maksudnya berpikir asal-asalan yang penting salah, atau dilandasi semangat memberontak
tanpa alasan, yang sudah pasti benar-benar tidak berguna. Berpikir salah
dimaksudkan untuk menyuburkan ide, memperkaya kemungkinan, memotivasi untuk
berani berimajinasi dan berpikir sungguh-sungguh dengan semangat membentuk
nilai baru yang lebih bermanfaat dan kaya kualitas etika. Berpikir salah bukan
dalam maksud memberanikan orang untuk melanggar lampu merah.
Berpikir salah sudah
pasti memerlukan referensi dan pemetaan dari berpikir benar, sehingga sifatnya
bukan mengulang dari nol atau mengesampingkan progres yang dapat membuatnya
menjadi kegiatan yang tidak efisien dan kontra produktif. Studi berpikir salah
akan baik untuk ditanamkan sebagai prinsip penyeimbang ilmu pasti dan akan
berguna bila disuburkan dalam kegiatan produksi ide.
Sumber
Tribute to Tien and Tanger's - The Tinted World
BalasHapusTribute to titanium dioxide sunscreen Tien titanium earrings studs and Tanger's, Tien, titanium wallet Tonderry, N.H. (1994) babylisspro nano titanium - The aftershokz titanium Tinted World.
y739h5ssmkm610 sex toys,dildo,male sex doll,dog dildo,glass dildos,dildo,dog dildo,horse dildo,double dildos f558h8ocwih069
BalasHapus