Selasa, 06 Januari 2015

Benar dan Salah

Thales memandang semua kehidupan berasal dari air, bahkan air sendiri pun berasal dari air. Menurut Thales, air merupakan causa prima dari segala yang ada yang jadi tetapi juga akhir dari segala yang ada dan yang jadi. Air merupakan substrat (bingkai) dan substansi (isi). Sehingga, tak ada jurang pemisah antara hidup dan mati, semuanya satu. Akan tetapi, pandangan Thales berbeda dengan muridnya yang bernama Anaximandros. Beliau memandang segala sesuatu itu bukan berasal dari air, akan tetapi dari to aperon. Maksudnya to aperon adalah yang tak terbatas, sesuatu yang tak terhingga. Aperion, menurut Anaximandros, tidak dapat dirupakan, tidak ada persamaannya dengan suatu barang yang terlihat di dunia ini, karena yang terlihat tesebut, segala sesuatu dapat ditentukan rupanya dengan pancaindera manusia yaitu suatu barang yang mempunyai akhir yang berhingga. Berbeda lagi dengan panangan murid Anaximandos, yaitu Anaximenes. Beliau berpendapat bahwa yang asal tersebut satu dari yang ada dan yang tampak. Barang yang asal itu ialah udara. Udara itulah yang satu dan tidak berharga (Atang Abdul Hakim dan Beni ahmad Saebani, 2008 : 155).
Dari uraian di atas, terlihat jelas bahwa benar dan salah adalah sesuatu yang berbeda, tergantung dari sudut mana kita memandang.
1.      Berpikir Benar
-          Berpikir Positif
Berpikir positif erat kaitannya dengan berpikir benar. Kedua-duanya penting bagi kehidupan. Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat kepribadian atau karakter. Ini juga berarti bahwa kita bisa menjadi pribadi yang lebih matang, lebih berani menghadapi tantangan, dan melakukan hal-hal yang hebat. Pikiran positif tak akan membuat kita berhenti karena keterbatasan atau kelemahan kita, namun pikiran positif justru akan membuat kita mencari kekuatan kita hari demi hari.
Jadi, kita tak perlu ragu-ragu akan kemampuan kita. Kita harus percaya pada kemampuan kita. Harga diri yang kita miliki seharusnya bisa membuat kita kuat dan terus bersikap positif. Kita juga seharusnya tak pantas untuk menjadikan ‘membuat alasan’ sebagai kebiasaan kita. Sikap seperti ini tak akan bisa membuat kita menjadi pemenang dalam kehidupan ini. Sikap seperti inilah yang akan membunuh ambisi, melemahkan kemauan, dan membahayakan diri kita sendiri. Orang-orang yang terus menerus dikelilingi oleh ketakutan tak tahu betapa banyaknya pikiran-pikiran negatif yang mempengaruhi mereka tiap harinya. Mereka membatasi diri mereka sendiri dengan sugesti bahwa keterbatasan mereka menghalangi mereka untuk sukses, dan mereka juga percaya bahwa diri mereka tidak berharga. Mereka tidak berpikir bagaimana caranya agar sukses, tapi mereka justru berpikir bagaimana mereka bisa gagal.
Pascal pernah mengutarakan kalimat-kalimat bijak, yang kira-kira bunyinya seperti ini:
“Pikiran positif datang dari kepercayaan, pikiran negatif datang dari keragu-raguan; rasa takut yang benar adalah rasa takut yang digabungkan dengan harapan, karena itu lahir dari kepercayaan, serta kita berharap pada Tuhan yang kita yakini; sementara rasa takut yang salah digabungkan dengan keputusasaan, karena kita takut pada Tuhan; beberapa orang takut kehilangan-Nya, sementara yang lain takut mencarinya.”
Dalam membangun kebiasaan berpikir positif dengan hanya melihat yang terbaik dalam diri Anda dan orang lain, percaya bahwa Anda mampu melakukan hal-hal besar perlu ditekankan bahwa pikiran kita memang suatu hal yang akan menentukan keberhasilan kita. Apa yang Anda lakukan kemarin menentukan diri Anda hari ini, dan apa yang Anda lakukan hari ini akan menentukan jadi apa Anda besok.
Sidney Smith pernah berkata: “Jika kita mengibaratkan profesi dalam hidup sebagai lubang di sebuah meja, ada yang bundar, kotak, dan bujur sangkar; dan manusia sebagai potongan kayu yang bentuknya sesuai lubang tersebut, maka pada umumnya kita menemukan bahwa orang-orang yang berbentuk segitiga masuk ke dalam lubang yang kotak, yang bujur sangkar masuk ke lubang segitiga, sementara yang kotak memaksa diri untuk masuk ke lubang yang bundar.”
-          Berpikir Benar
MARCUS AURELIUS, seorang Kaisar Romawi mengatakan, “Hidup kita dibentuk oleh pikiran kita”. Dan Rasulullah SAW pernah menasehati kita umatnya dalam sebuah sabda beliau : ”Barangsiapa yang rela maka baginya kerelaan, dan barangsiapa yang benci maka baginya kebencian”. Memang demikanlah adakalanya seseorang menerima ujian dan cobaan-Nya dengan dada sempit dan jiwa penuh kemurungan ia merasakan deritanya yang bertindih-tindih dan adapula seorang yang berlapang hati menghadapi kesulitan di hadapan langkah kakinya.
Dan akhirnya, marilah kita mencoba untuk selalu berfikir benar, memperbaharui akal dan pandangan dengan Islam yang jauh dari kesempitan, dan insya Allah akan kita jumpai sangat banyak perubahan dalam diri kita. Pergeseran terbaik dan kemajuan-kemajuan terindah yang ada kalanya kita sendiri sulit untuk mempercayainya. Tapi ini adalah jalan yang pasti dan tak akan ada sedikitpun kerugian di dalamnya
-          Pendidikan Berpikir Salah
Salah satu cara ‘salah’ yang sebaiknya kita pikirkan adalah dengan memasukkan unsur pendidikan kreatif dalam kesetaraan dengan pendidikan moral dan etika di sekolah. Pendidikan moral berupaya membentuk prinsip benar atau salah, memaknai kebaikan atau keburukan. Tanpa pengaruh kreativitas maka moralitas kehilangan esensinya, karena kita hanya memaknai moralitas sebagai tatanan yang harus diikuti, tidak membuka skenario ‘bagaimana jika moralitas itu salah’ yang justru dapat mengungkap nilai sesungguhnya dari tatanan moral itu. Tanpa kreativitas maka tidak ada improvisasi tatanan moral, sehingga manusia bentuknya seperti robot yang kaku pada aturan, sehingga kehilangan kemampuan memaknai nilai di balik aturan itu.
-          Upaya Berpikir Baik dan Benar
a.       Harus berpikir secara kritis, hal ini dilakukan agar apabila ada sesuatu keterangan yang tidak atau belum pasti hendaknya jangan dipercaya begitu saja.
Sebelum bertindak sebaiknya harus berpikir lebih dahulu untuk beberapa saat (konsentrasi).
b.      Pandangan harus lebih luas daripada pikiran kita sendiri, sehingga harus waspada terhadap prasangka-prasangka sendiri.
c.        Jangan menganggap benar apa yang kita sukai dan menolak apa yang kita benci.
d.      Berpikir dua kali dan jangan gegabah mengambil keputusan atau mengemukakan pendapat seakan-akan kebenaran mutlak/terlalu berani tanpa perhitungan.
e.       Bersikap terbuka, mungkin pendapat kita dibenarkan/dikoreksi atau ditinggalkan sama sekali atas dasar informasi yang benar.
f.       Berpikir dalam jangka panjang dan berpandangan luas.
Kita harus bersikap kritis terhadap apa yang dikemukakan oleh orang lain, untuk check and recheck juga terhadap pendapat sendiri.
g.      Bsikap optimis, mencari segi-segi positif dalam segala hal dan berdiskusi juga dalam hal berpikir, serta bersikap simpatik terhadap orang lain.
h.      Bertaqwa, karena taqwa itu sendiri adalah merupakan sumber kejujuran. Dengan bertaqwa tentunya akan diikuti oleh kewibawaan.
i.        Jujur, orang banyak belajar dari kesalahannya sendiri, asal disadari dan diakuinya.
Harus belajar terus-menerus
j.        Bekerja dengan hatinurani yang tulus dan berpikir secara teratur dan berencana, agar mampu tampil secara profesional.
-          Muara Berpikir Salah
Berpikir salah bukan maksudnya berpikir asal-asalan yang penting salah, atau dilandasi semangat memberontak tanpa alasan, yang sudah pasti benar-benar tidak berguna. Berpikir salah dimaksudkan untuk menyuburkan ide, memperkaya kemungkinan, memotivasi untuk berani berimajinasi dan berpikir sungguh-sungguh dengan semangat membentuk nilai baru yang lebih bermanfaat dan kaya kualitas etika. Berpikir salah bukan dalam maksud memberanikan orang untuk melanggar lampu merah.
Berpikir salah sudah pasti memerlukan referensi dan pemetaan dari berpikir benar, sehingga sifatnya bukan mengulang dari nol atau mengesampingkan progres yang dapat membuatnya menjadi kegiatan yang tidak efisien dan kontra produktif. Studi berpikir salah akan baik untuk ditanamkan sebagai prinsip penyeimbang ilmu pasti dan akan berguna bila disuburkan dalam kegiatan produksi ide.


Sumber


2 komentar: