HAKEKAT
MANUSIA DALAM SUDUT PANDANG FILSAFAT
Manusia merupakan makhluk ciptaan Alloh yang paling
sempurna, karena manusia dibekali dengan berbagai kelebihan dibanding dengan
makhluk lain, yaitu nafsu (sifat dasar iblis), taat/patuh/tunduk (sifat dasar
malaikat) dan akal (sifat keistimewaan manusia). Dengan adanya akal, membuat
manusia selalu ingin tahu tentang apapun. Untuk memenuhi rasa ingin tahu itu
manusia menggunakan jalur pendidikan. Melalui pendidikan manusia memperoleh
berbagai ilmu baru dan dapat mengembangkan ilmu tersebut.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang amat luas (komprehensif)
yang berusaha untuk memahami persoalan-persoalan yang timbul didalam
keseluruhan ruang lingkup pengalaman manusia. Filsafat adalah ilmu yang
mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang hakekat kebenaran sesuatu. Filsafat
adalah daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami, mendalami dan
menyelami secara radikal, dan integral serta sistematik mengenai ketuhanan,
alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana hakekatnya yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap
manusia seharusnya setelah mencapai pengetahua tersebut.
Berikut pandangan filsafat terhadap manusia dari beberapa
sudut pandang yakni dari:
1. Teori descendensi,
Teori ini meletakkan manusia sejajar dengan hewan
berdasarkan sebab mekanis. Artinya manusia tidaklah jauh berbeda dengan hewan,
dimana manusia termasuk hewan yang berfikir, melakukan segala aktivitas
hidupnya, manusia juga tidak beda dengan binatang yang menyusui.
Beberapa ahli filsafat berbeda pemikiran dalam
mendefinisikan manusia. Manusia adalah makhluk yang concerned (menaruh
minat yang besar) terhadap hal-hal yang berhubungan dengannya, sehingga tidak
ada henti-hentinya selalu bertanya dan berpikir.
Aristoteles (384-322 SM), seorang filosof besar Yunani
mengemukakan bahwa manusia adalah hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan
pendapatnya, yang berbicara berdasarkan akal-pikirannya. Juga manusia adalah
hewan yang berpolitik (zoonpoliticon, political animal), hewan yang
membangun masyarakat di atas famili-famili menjadi pengelompokkan yang
impersonal dari pada kampung dan negara. Manusia berpolitik karena ia mempunyai
bahasa yang memungkinkan ia berkomunikasi dengan yang lain. Dan didalam
masyarakat manusia mengenal adanya keadilan dan tata tertib yang harus
dipatuhi. Ini berbeda dengan binatang yang tidak pernah berusaha memikirkan suatu
cita keadilan.
Berdasarkan Thomas Hobbes, Homo homini lupus artinya
manusia yang satu serigala manusia yang lainnya (berdasarkan sifat dan tabiat)
Nafsu yang paling kuat dari manusia adalah nafsu untuk mempertahankan diri,
atau dengan kata lain, ketakutan akan kehilangan nyawa.
Menurut Nietsche, bahwa manusia sebagai binatang kekurangan (a
shortage animal). Selain itu juga menyatakan bahwa manusia sebagai binatang
yang tidak pernah selesai atau tak pernah puas ( das rucht festgestelte tier
). Artinya manusia tidak pernah merasa puas dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Menurut Julien, bahwa manusia manusia tak ada bedanya dengan
hewan karena manusia merupakan suatu mesin yang terus bekerja ( de
lamittezie). Artinya bahwa dari aktivitas manusia dimulai bangun tidur
sampai ia tidur kembali manusia tidak berhenti untuk beraktivitas.
Menurut Ernest Haeskel, bahwa
manusia merupakan (animalisme), tak ada sanksi bahwa segala hal manusia
sungguh-sungguh ialah binatang beruas tulang belakang yakni hewan menyusui.
Artinya bahwa tidak diragukan lagi manusia adalah sejajar dengan hewan yang
menyusui.
Menurut Adi Negara bahwa alam kecil sebagian alam besar yang
ada di atas bumi. Sebagian dari makhluk yang bernyawa, sebagian dari bangsa
antropomoker, binatang yang menyusui, akan tetapi makhluk yang mengetahui
keadaan alamnya, yang mengetahui dan dapat menguasai kekuatan alam di luar dan
di dalam dirinya (lahir dan batin).
2. Metafisika
adalah teori yang memandang keberadaan sesuatu dibalik atau
di belakang fisik. Dalam teori ini manusia dipandang dari dua hal yakni:
a.
Fisik, yang terdiri dari zat. Artinya bahwa manusia
tercipta terdiri dari beberapa sel, yang dapat di indera dengan panca indera.
b.
Ruh, manusia identik dengan jiwa yang mencakup
imajinasi, gagasan, perasaan dan penghayatan semua itu tidak dapat diindera
dengan panca indera.
3. Psikomatik
Memandang manusia hanya terdiri atas
jasad yang memiliki kebutuhan untuk menjaga keberlangsungannya artinya manusia
memerlukan kebutuhan primer (sandang, pangan dan papan) untuk keberlangsungan
hidupnya.
Manusia terdiri dari sel yang
memerlukan materi cenderung bersifat duniawi yang diatur oleh nilai-nilai
ekonomi (dinilai dengan harta / uang) artinya manusia memerlukan kebutuhan
duniawi yang harus dipenuhi, apabila kebutuhan tersebut sudah terpenuhi maka
mereka akan merasa puas terhadap pencapaiannya.
Manusia juga terdiri dari ruh yang
memerlukan nilai spiritual yang diatur oleh nilai keagamaan (pahala). Dalam
menjalani kehidupan duniawi manusia membutuhkan ajaran agama, melalui ceramah
keagamaan untuk memenuhi kebutuhan rohaninya. Dalam hal ini manusia ingin
menjadi manusia yang paling sempurna. Untuk menjadi manusia sempurna haruslah
memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
1. Rasionalitas
2. Kesadaran
3. Akal
budi
4. Spiritualitas
5. Moralitas
6. Sosialitas
7. Keselarasan
dengan alam
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar