Kamis, 13 November 2014

Aliran Progresivisme1


Aliran Progresivisme dalam Pendidikan

1. Ontologi
Progresivisme menurut bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan kemajuan-kemajuan secara cepat. Dalam konteks filsafat pendidikan, progresivisme adalah suatu aliran yang menekankan bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan pengetahuan kepada peserta didik, tetapi berisi aktivitas-aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berfikir peserta didik, sehingga peserta didik dapat berfikir secara sistematis dengan cara memberikan analisis, pertimbangan dan perbuatan kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang memungkinkan untuk pemecahan masalah yang dihadapi.
Aliran Progresivisme ini adalah salah satu aliran filsafat pendidikan yang berkembang dengan pesat pada permulaan abad ke 20 dan sangat berpengaruh dalam pembaharuan pendidikan yang didorong oleh terutama aliran naturalisme dan experimentalisme, instrumentalisme, evironmentalisme dan pragmatisme sehingga penyebutan nama progresivisme sering disebut salah satu dari nama-nama aliran tadi. Progressivisme dalam pandangannya selalu berhubungan dengan pengertian "The Liberal Road to Cultural" yakni liberal dimaksudkan sebagai fleksibel (lentur dan tidak kaku), toleran dan bersikap terbuka, serta ingin mengetahui dan menyelidiki demi pengembangan pengalaman.
Tokoh - tokoh aliran progresivisme ini, antara lain, adalah
a.       William James (1842-1910), James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik , barns mempunyai fungsi biologic dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi teologis, dan menempatkannya diatas dasar ilmu perilaku. 
b.      John Dewey (1859-1952), teori Dewey tentang sekolah adalah “progressivism” yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya dari pada mata pelajarannya sendiri. Maka muncul “Child Centered Curiculum” dan Child “Centered School”. Progresivisme mempersiapkan anak masa kini, dibandingkan mempersiapkan masa depan yang belum jelas.
c.       Hans Vaihinger (1852-1933), menurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan objeknya tidk mungkin dibuktikan. Satu-satunya ukuran bagi berpikir adalah mempengaruhi kejadian-kejadian dunia.

Munculmya aliran progresivisme merupakan salah satu jawaban atas berbagai persoalan yang berkenaan dengan problem pendidikan sebagai upaya menjadikan manusia sebagai manusia sejatinya.


2. Epistimologi
Filsafat progresivisme telah memberikan kontribusi yang besar di dunia pendidikan, dimana telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada peserta didik. Anak didik diberikan kebebasan secara fisik maupun cara berfikir, guna mengembangkan bakat, kreatifitas dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. Berdasarkan pandangan di atas maka sangat jelas sekali bahwa filsafat progresivisme bermaksud menjadikan anak didik yang memiliki kualitas dan terus maju sebagai generasi yang akan menjawab tantangan zaman peradaban baru.
Dalam aliran progresivisme ini proses belajar mengajar di kelas ditandai dengan beberapa hal yaitu :
a.       Guru merencanakan pelajaran yang membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa
b.      Selain membaca buku, siswa juga diharuskan berinteraksi dengan alam misalnya melalui kerja lapangan atau lintas alam
c.       Guru membangkitkan minat siswa melalui melalui permainan yang menantang siswa untuk berpikir
d.      Siswa didorong untuk berinteraksi sesamanya untuk membangun pemahaman sosial
e.       Kurikulum menekankan studi alarm dan siswa dipajangkan (exposed) terhadap perkembangan barn dalam saintifik dan sosial
f.       Pendidikan yang terus menerus memperkaya siswa untuk tumbuh, bukan sekedar menyiapkan siswa untuk kehidupan dewasa. Para pendididik aliran ini sangat menentang praktik sekolah tradisional, khususnya dalam lima hal :
-          Guru yang otoriter
-          Terlampau mengandalkan metode berbasis buku teks
-          Pembelajaran faktif dengan mengingat fakta
-          Filsafat empat tembok yakni terisolasinya pendidikan dari kehidupan nyata
-          Penggunaan rasa takut atau hukuman badan sebagai alat menanamkan disiplin pada siswa


3. Aksiologi
            Kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan berdasarkan tata logic dan sistematisasi berfikir ilmiah. Oleh karena itu, tugas pendidikan adalah melatih kemampuan-kemampuan subjek didiknya dalam memecahkan masalah kehidupan yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan yang berguna dalam kehidupan masyarakat.
            Esensi kemanusiaan adalah semangat untuk mengadakan perubahan-perubahan menuju kemajuan-kemajuan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan berfungsi sebagai wahana penumbuhkembangan daya kreativitas subjek didiknya agar memiliki kemampuan dalam mengatasi berbagai problem diri dan masyarakatnya, sehingga memiliki semangat mengadakan pembaharuan-pembaharuan yang berguna bagi pengembangan diri dan masyarakatnya.
            Pendidikan harus lebih aktif berkaitan dengan minat anak. Progresivisme menekankan perlunya memusatkan pendidikan pada anak sebagaimana adanya. Anak sebagai suatu keutuhan pribadi mempunyai dunianya sendiri yang mesti dihormati dan dijadikan sebagai pangkal tolah untuk kegiatan pendidikan.
            Peranan guru lebih sebagai pendamping dan penasihat daripada sebagai penentu minat dan kebutuhan. Anak didiklahyang menjadi pokok tentang apa yang mestinya mereka pelajari. Anak-anak mesti dibimbing untuk merencanakan kegiatan pembelajaran mereka. Guru menyediakan fasilitas dengan memberikan pengetahuan dan pengalamannya yang lebih luas untuk mereka gunakan, dan apabila anak didik menagalami kemacetan, guru perlu menolong.
            Sekolah mesti mendorong adanya kerjasama antara murid-murid dan bukan persaingan. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial dan mendapatkan kepuasannya terbesar dari hubungan mereka satu sama lain.


Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar